Beton dan Baja,
Material Bangunan Rumah Tempat Tinggal
![]() |
Bangunan Rumah Tempat Tinggal |
Di post pertama ini, saya akan mencoba menjelaskan material beton dan baja
pada suatu bangunan.
Untuk medirikan sebuah bangunan rumah tempat tinggal sederhana diperlukan
berbagai macam material untuk digunakan sesuai dengan kegunaannya. Setiap
material memiliki karakteristik tertentu sehingga perlu diketahui agar dapat
digunakan dengan baik.
Material yang banyak dipakai untuk sebuah bangunan rumah tempat tinggal sebagai
berikut.
1.
Batu kali
Biasa digunakan sebagai material
pondasi bangunan di bawah tanah.
2.
Batu Bata atau Batako
Sebagai bahan utama dalam
membuat dinding bangunan.
3.
Besi
Biasa digunakan sebagai
tulangan beton untuk menambah kekuatan baik pada kolom, sloof, maupun ring balk.
4.
Beton
Biasa dibuat / dicetak
dengan pengecoran untuk membentuk kolom, sloof, ring balk, yang merupakan
elemen struktur yang memegang peranan penting dalam suatu bangunan.
Bahan-bahan untuk
membuat beton diantaranya : air, agregat(halus:pasir dan kasar:kerikil), semen
dan udara.
Bahan-bahan untuk
membuat beton juga digunakan untuk pemlesteran dan pengacian dinding bangunan.
5.
Kayu
Biasa digunakan sebagai
kusen pintu dan jendela, perabotan di dalam rumah dan lain-lain.
Kayu juga digunakan
sebagai rangka atap / genteng rumah yang penggunaaannya sekarang mulai
digantikan oleh baja.
6.
Baja
Biasa digunakan sebagai
rangka atap / genteng rumah menggantikan kayu karena sifatnya yang lebih
ringan, tidak lapuk dan tahan karat.
Baja yang digunakan
adalah baja ringan agar mengurangi beban pada elemen struktur bangunan (kolom,
sloof, ring balk dan pondasi).
7.
Atap / Genteng
Sebagai pelindung rumah
dari cuaca atau lingkungan luar agar tetap aman dan nyaman
8.
Kaca
Biasa digunakan untuk jendela, bisa juga
untuk pintu berkaca.
9.
Tanah
Sebagai dasar sebuah bangunan / pondasi berpijak.
Perkiraan kasar proporsi material bangunan tempat tinggal rumah sederhana
satu lantai dengan rangka atap baja ringan adalah sebagai berikut.
·
Batu kali 10%
·
Batu bata 25%
·
Besi 10%
·
Beton atau bahan-bahan pembentuknya 25%
·
Kusen kayu dan kaca 5%
·
Baja ringan 5%
·
Atap 10%
·
Tanah 10%
BETON
Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah,semen, dan air. Semua
bahan-bahan pembentuk beton tersebut diatur proporsinya, dicampur sehingga
menghasilkan beton dengan kualitas yang diinginkan. Kualitas sebuah beton dapat
dilihat dari kuat tekannya.
Untuk menghasilkan beton dengan mutu kuat tekan yang dinginkan berikut cara
membuat campuran beton.
Cara Membuat Rancangan Campuran Beton
Dengan metode ACI(American Concrete Institute)
1.
Pemilihan nilai slump
2.
Pemilihan ukuran maksimum agregat kasar
1/5 jarak terkecil antara 2 tepi bekisting
1/3 tebal pelat
3/4 jarak bersih selimut beton
2/3 jarak bersih antar tulangan
3.
Pengestimasian kebutuhan air dan kandungan udara
![]() |
Tabel Kebutuhan Air Pencampuran dan Udara untuk Berbagai Nilai Slump dan Ukuran Maksimum Agregat |
4. 'Pemilihan nilai perbandingan air terhadap semen (FAS)
Berdasarkan kuat tekan yang direncanakan (fc’), tentukan kuat
tekan beton rata-rata (fm) dengan cara :
·
untuk beton dengan fc’ ≤ 35Mpa, ambil nilai maksimum dari:
fm = fc’ + 1,34Sd atau
fm = fc’ + 2,33Sd – 3,45
·
untuk beton dengan fc’ > 35Mpa, ambil nilai maksimum dari:
fm = fc’
+ 1,34Sd atau
fm = 0,90fc’
+ 2,33Sd
![]() |
Tabel Hubungan Rasio Air-Semen dengan Kuat Tekan Beton |
![]() |
Tabel Klasifikasi Standar Deviasi |
5.
Tentukan massa semen yang diperlukan
Massa semen = massa air / FAS
6.
Pengestimasian volume agregat kasar
Berdasarkan ukuran agregat maksimum dan modulus
kehalusan agregat halus dapat digunakan tabel berikut.
![]() |
Tabel Volume Agregat Kasar per Satuan Volume Beton untuk Beton dengan Slump 75-100mm |
Gunakan koreksi untuk nilai slump yang berbeda
7.
Pengestimasian massa beton segar
8.
Pengestimasian volume agregat halus
Volume agregat halus didapat dari pengurangan massa
beton segar oleh massa air, semen dan agregat kasar
Massa ag. Halus = Massa Beton segar – (Air + Semen + ag. Kasar)
Keterangan : untuk nilai yang tidak terdapat pada tabel, atau berada di antara nilai-nilai pada tabel-tabel diatas, gunakan interpolasi / ekstrapolasi.
Penting untuk diketahui bahwa rancangan campuran beton tersebut dibuat
dengan asumsi agregat dalam keadaan SSD (Saturated Surface Dry), pada
kenyataannya agregat tidak selalu dalam kondisi SSD karenanya harus dilakukan
koreksi jumlah kandungan air.
BAJA
Rangkaian Proses Pembuatan Baja
Hematit adalah bijih besi yang paling banyak dimanfaatkan karena kadar besinya
tinggi, mencapai 66% dan kadar kotorannya relatif rendah.
Selanjutnya, hematit ini akan dimasukkan ke dalam blast furnace(tungku
besar) untuk melebur bijih besi pada tahap awal
Besi yang terdapat di bumi bukan merupakan besi murni(Fe), tetapi terikat
dalam satu senyawa dan mengandung unsur selain Fe, biasanya oksida besi(Fe2O4).
Untuk memperoleh besi murni dilakukan proses reduksi dengan prinsip kimianya :
2C + O2 → 2CO
Fe2O4,
Fe3O4 + CO → CO2
Sekitar 80% baja dihasilkan dengan melewati jalur tanur tinggi (blast
furnace), sedangkan 20% sisanya melalui jalur reduksi langsung (direct
reduction). Pembahasan berikut adalah proses reduksi langsung
Jalur Reduksi Langsung
Proses reduksi langsung dapat menggunakan reduktor yang berasal dari gas
alam.
Bahan baku :
Pelet bijih besi
Gas alam
Gas alam (CH4 – metana) yang dipanaskan sampai suhu sekitar 900oC
direaksikan dengan air (H2O) dengan katalis Ni sehingga menghasilkan
gas H2 dan CO.
Keduanya merupakan gas reduktor yang akan mengikat dan mengambil oksigen
dari bijih besi.
Fe2O4(s),
Fe3O4(s) + CO(g) + H2(g) → Fe(s)
+ CO2(g) + H2O(g)
Dengan demikian, pelet bijih besi berubah menjadi besi spons, tetap dalam
keadaan padat berbentuk butiran (pelet). Besi spons memiliki kadar karbon yang
terlalu tinggi (untuk baja) dan unsur pengotor.
Selanjutnya, besi spons (ditambah bahan baku lainnya : oksigen, batu kapur,
dan unsur-unsur paduan) dileburr di tungku busur listrik atau E.A.F.(Electric
Arc Furnace) menjadi baja cair. Baja cair dituang dengan proses pengecoran
kontinu menjadi billet dan slab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar